Senin, 21 Oktober 2013
Jumat, 25 Januari 2013
Sejuta Hati Untuk Bu Nyai Mas 'Ainiyah
DI ANTARA SENYUMAN DAN AIR MATA
*Teruntuk Bu Nyai ‘Ainiyah
Di antara
mereka yang mengiringi kepergianmu ada guratan-guratan kesedihan yang mendalam
Di antara
mereka yang menunduk dengan hormat ada untaian do’a yang mengalun lirih
Di antara
wajah-wajah yang kalah bersinar seutas keridhoan pada Yang Kuasa
Di antara mereka
aku benar-benar tenggelam dalam linangan air mata
Di antara
mereka,
Ada yang cukup
lama aku pandangi wajahnya
Wajah
kesetiaan dan keteguhan
Begitu tegar
meski harus merelakanmu...
Kau pasti
tahu siapa...
Ada yang
menyebut namamu,
Bergetarlah
jantungku
Pertanda
bahwa aku sejujurnya masih ingin memandang keteduhan wajahmu
Tapi
sepertinya itu hanya serangkaian keputusasaan
Sebab tak
mengenalmu sepenuhnya
Padahal
kenyataanya aku benar-benar merasa kehilangan di antara mereka yang bernasib
sama
Aku tak
sampai hati melupakan wajah teduh itu
Wajah itu
selalu terbayang meski sekadar dalam bingkai pigura
Benarkah di
sana kau tersenyum Bu Nyai…
Kau tak
meneteskan air mata sama sekali
Sementara di
sini di antara mereka ada linangan air mata
Benarkah di
sana kau tersenyum Bu Nyai…
Aku yakin itu,
Kau menatap
dunia pertama kali dengan air mata
Sementara di
antara sekitarmu ada canda tawa menyambutmu…
Dan sekarang
aku menyaksikan dan merasakan
Bahwa kau
tersenyum Bu Nyai...
Sementara di
antara mereka ada aku juga yang kini tenggelam dalam linangan air mata
Sungguh kami
kehilanganmu...
Bu Nyai...
Dengarlah
sejenak kami berdoa untukmu
Semoga kau
tenteram di sisi-Nya dengan senyummu yang ranum
Dan
izinkanlah sekali ini kami memanggilmu, Bunda...
Tuhan
menantimu…
Ya ayyatuhannafsul muthmainnah, irji’i ila rabbbiki radliyatan mardliyah, fadkhuli fi ‘ibadi wadkhuli jannati…
Oleh:
Abd. Hakim Abidin
Sejuta Hati Untuk Bu Nyai Mas 'Ainiyah - Di antara
siang yang malang (21 Januari 2013)
Sabtu, 29 September 2012
Facebook : Ketika Yang Dekat Menjadi Jauh dan Yang Jauh Menjadi Dekat
Seriring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi semakin men-global. Masyarakat dunia dituntut turut serta dalam perkembangan tersebut. Sebab, jika tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi dan tertinggal, maka bisa dipastikan ia akan tersisihkan. Untuk mengenalkan eksistensi diri pada zaman sekarang, kecanggihan teknologi bisa menjadi solusi pada satu sisi dan pada satu sis yang berlainan menjadi tantangan yang musti dihadapi bukan dengan sikap apriori lantas menghindari.
Memang segala hal memiliki sisi positif dan negatif, tinggal bagaimana kita menyikapi. Ibarat pisau yang bisa sangat bermanfaat sebagai salah satu alat untuk mengupas kulit buah, namun pisau juga bisa menjadi sesuatu yang sangat berbahaya; untuk membunuh!
Salah satu kemajuan teknologi ditengarai dengan maraknya internet sampai ke pelosok desa. Masyarakat sudah semakin akrab dengan internet. Salah satu media social yang tersedia di internet dan menjadi teman akrab masyarakat adalah jejaring social FACEBOOK.
Pada satu kesempatan, penulis terinspirasi oleh ungkapan seorang tutor dalam workshop "Konsep Bela Negara Pesantren Berbasis Dakwah Menggunakan Teknologi Informasi Dalam Rangka Menciptakan Masyarakat Indonesia yang Berakhlakul Karimah dan Berbudi Pekerti yang Baik" di Langitan. Beliau mengatakan, bahwa ada sebagian masyarakat yang dengan teknologi bukannya semakin maju tapi justru semakin keblinger.
Jejaring sosial seperti Facebook bagi sebagian masyarakat menjadi sebuah candu. Sudah kadung menjadi candu maka jika tidak ber-Facebook-ria dunia serasa begitu sempit tak ada hal yang menarik. Dari fenomena ini Facebook yang sebenarnya sangat bermanfaat untuk bersilaturrahmi dengan pelbagai kalangan, -apalai dengan teman-teman dekat yang mungkin telah berpisah jauh- justru dalam satu kesempatan menjadi situs jejaring sosial yang mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
Ironis memang, terkadang dalam satu majlis ada yang asyik ber-Facebook-ria padahal di sekitarnya banyak teman dekat yang mestinya ia akrabi dengan cuap-cuap atau apalah.
Tulisan sederhana ini bukanlah bertujuan untuk menghentikan penggunaan salah satu jejaring sosial itu, tapi tulisan sederhana ini adalah sebuah refleksi dari penulis yang prihatin. Apa yang dibanggakan dengan adanya kemajuan teknologi jika hubungan sosial di sekitarnya terabaikan.
Meski yang jauh menjadi dekat tapi apalah gunanya jika yang dekat menjadi jauh?
Kita adalah insan sosial yang tidak bisa terlepas dari sekitar. Jika tidak menyadari ini, apa bedanya kita hidup di tengah masyarakat dengan hidup di tengah hutan rimba?
Labels:
Blogging
,
Opini
,
Renungan
,
Santri Blogger
,
Workshop
Jumat, 28 September 2012
Dakwah Santri Dalam Dunia Nyata dan Maya
Dakwah Santri Dalam Dunia Nyata dan Maya - Selama 3 hari, terhitung tanggal 28-30 Sepetember 2012, Workshop TIK Masuk Pesantren berjalan dengan meriah. Agenda workshop bertemakan “Konsep Bela Negara Pesantren Berbasis Dakwah Menggunakan Teknologi Informasi Dalam Rangka Menciptakan Masyarakat Indonesia yang Berakhlakul Karimah dan Berbudi Pekerti yang Baik” tersebut di motori oleh Universitas Pembangunan Nasional Surabaya dan Majlis Muwasholah Baina Ulamail Muslimin yang bekerjasama dengan KEMKOMINFO dan Telkom.
Ada sekitar 50 peserta lebih yang terdaftar dalam workshop ini. Mayoritas peserta adalah delegasi dari sejumlah Pesantren yang berada di Jawa Timur. Semua delegasi diwajibkan membawa laptop atau netbook sebab dalam workshop ini usai materi di sampaikan segenap peserta wajib praktek. Dalam ruang workshop juga dilengkapi sambungan internet speedy sebanyak 6 koneksi.
Dalam workshop ini, kelas di bagi dua yakni; kelas streaming dan kelas sosial media. Kelas streaming fokus pada pemanfaatan streaming. Sedangkan kelas sosial media fokus pada pemanfaat media jejaring sosial yang ada dalam internet. Dalam kelas streaming peserta diharapkan bisa memanfaatkan streaming tersebut untuk merekam pengajian-pengajian Masyayikh dan diekspose ke dalam internet. Sehingga dengan begitu, internet menjadi media dakwah yang menjamah masyarakat luas.
Sedangkan, peserta kelas sosial media diharapkan bisa memanfaatkan jejaring sosial -khususnya blog- yang tersedia di internet untuk media dakwah dalam bentuk tulis. Selain itu dakwah melalui dunia maya ini juga diharapkan bisa sedikit banyak menggeser sindrom situs-situs yang negatif. Semua ini berangkat dari keprihatinan terhadap media internet yang banyak didominasi hal-hal negatif.
Sejauh ini informasi yang penulis dapatkan, masyarakat Indonesia adalah pengguna internet terbesar di dunia. Logikanya, jika mayoritas masyarakat Indonesia adalah orang Islam, maka yang paling banyak menggunakan internet adalah juga orang islam. Ketika internet didominasi hal-hal yang negatif, sedangkan penduduk terbesar dan pengguna terbanyak adalah orang islam, maka yang kemungkinan besar terinfeksi sindrom situs-situs negatif adalah juga orang islam.
Maka, sebab itulah demi menggalakkan internet sehat menuju masyarakat Indonesia yang lebih baik, umat Islam khususnya santri kalangan Pesantren harus turut serta memanfaatkan internet untuk media dakwah. Dan melalui workshop ini semoga harapan itu bisa tercapai. Dari Pesantren untuk Indonesia untuk dunia, baik nyata maupun maya. Bravo…Workshop TIK Masuk Pesantren! /Ibnu Fadhl
Di Balik Lentera Hati
Di Balik Lentera Hati - Sebenarnya banyak hal yang selama ini terpendam dalam hati, ingin saya tuangkan dalam kata-kata. Tapi semua itu selalu terurungkan oleh beragam hal. Namun, saya sangat yakin suatu saat nanti, berangkat dari niat yang tulus untuk berbagi pengetahuan, saya mampu mengurai suara lirih hati yang memendam sejuta cita dan kata ini. Kelak dunia akan tahu di balik lentera hati ada CINTA....
***
Hakikat cinta yang dimiliki oleh seluruh manusia sebagai hak asasinya, berkaitan dengan hubungan saling ketertarikan karena suatu hal tertentu yang tidak bisa didefinisikan dengan definisi sempit sebagian golongan semata. Itulah cinta.
Cinta, yang dimiliki oleh satu orang dengan satu orang lainnya sudah barang tentu "harus" berbeda. Karena tingkat seseorang dalam mencinta suatu hal tidaklah ada yang sama. Bahkan orang itu sendiri pun pada satu kesempatan dengan kesempatan yang lainnya akan memiliki tingkat ke-cinta-an terhadap suatu hal yang fluktuatif.
Cinta ngeBlog contohnya. suatu ketika fulan dengan sangat semangat dan disokong koneksi internet berkecepatan tinggi mempunyai semangat yang menggebu untuk mengisi blog yang dimilikinya dengan beragam tulisan (baik yang orisinil maupun yang bajakan alias salin-tempel). Namun disatu kesempatan, karena koneksi internetnya lemot, kebersemangatan yang dimiliki fulan menurun. Dan diakhir kisah tidak lagi cinta pada ngeBlog. Seperti itulah C.I.N.T.A. Fluktuatif.
Cinta, yang dimiliki oleh satu orang dengan satu orang lainnya sudah barang tentu "harus" berbeda. Karena tingkat seseorang dalam mencinta suatu hal tidaklah ada yang sama. Bahkan orang itu sendiri pun pada satu kesempatan dengan kesempatan yang lainnya akan memiliki tingkat ke-cinta-an terhadap suatu hal yang fluktuatif.
Cinta ngeBlog contohnya. suatu ketika fulan dengan sangat semangat dan disokong koneksi internet berkecepatan tinggi mempunyai semangat yang menggebu untuk mengisi blog yang dimilikinya dengan beragam tulisan (baik yang orisinil maupun yang bajakan alias salin-tempel). Namun disatu kesempatan, karena koneksi internetnya lemot, kebersemangatan yang dimiliki fulan menurun. Dan diakhir kisah tidak lagi cinta pada ngeBlog. Seperti itulah C.I.N.T.A. Fluktuatif.
***
Yakin... Di Balik Lentera Hati akan ada cahaya yang bias sinarnya akan menerangi dunia lewat tuangan kata-kata pada blog http://indonesiasoul.blogspot.com/. Nantikan tuangan lainnya kata dari kisah dan pengalama saya. Salam.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)